Cari Blog Ini

Laman

Jumat, 30 September 2011

Digital Culture



Bagaimana teknologi mencipkan budaya digital? Pertanyaan itulah yang saya jadikan sebagai acuan untuk menulis artikel ini. Teknologi menciptakan budaya digital dengan memungkinkan orang untuk berinteraksi dengan orang masyarakat baru pada jarak yang amat jauh sekalipun. Dahulu setiap orang harurs bertemu dan harus di satu tempat yang sama untuk berinteraksi seperti mengobrol misalnya. Tetapi dengan teknologi yang ada sekarang, tidak perlu bertemu cukup dengan sebuah perangkat teknologi masa kini seperti handphone misalnya atau laptop yang terhubung dengan internet, kita bisa berinteraksi dengan orang dimanapun bahkan sampai dibelahan bumi yang lainnya tanpa harus bertatap muka. Inilah yang menciptakan budaya digital (digital culture). Teknologi digital lah yang banyak merubah banyak budaya. Bisa dikatakan teknologi sebagai katalis budaya digital. Karena berkembangnya budaya digital, akhirnya budaya digital melahirkan “New Media” atau media baru. Apa sebenarnya apa itu new media? Jelas pertanyaan ini akan sangat sulit dijawab, karena bisa dilihat dari segi waktu, manfaat, produksi, dan distribusinya. Secara garis besar new media bisa didefinisikan sebagai kemajuan media informasi yang lahirkan sebuah media baru yaitu media digital, media yang sangat fleksibel dan  juga praktis. New media sangat banyak contohnya disini saya mengambil contoh dari dua buah kategori, yang pertama new media dari bidang pendidikan, untuk media informasi dan media berbagi ilmu pengetahuan, bila beberapa tahun yang lalu kita masih menggunakan media tersebut dalam bentuk fisik, yakni kertas, dalam bentuk buku, majalah Koran dan lain sebagainya. Maka sekarang medianya tidak harus kertas lagi. Atau mungkin di masa depan kita tidak akan menggunakannya lagi. Tapi medianya berubah dalam bentuk digital, Yaitu E-book, atau Buku Elektronik.  

 Siapa yang tidak mengenal ebook, hampir semua kalangan mengenal dengan ini. E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security. Belakangan ini semakin banyak perangkat-perangkat elektronik yang dibuat khusus untuk membaca e-book. Mulai dari perangkat handphone sampai perangkat computer pun bisa digunakan untuk membaca e-book. Selain lebih hemat tempat, ebook juga lebih mudah untuk disebarkan dengan biaya yang relative lebih murah. Bayangkan saja dulu orang harus membawa bnyak buku yang besar-besar dan berat, tetapi masa kini dengan di temukannya ebook, membawa bnyak buku cukup dengan sebuah perangkat penyimpana untuk ebook, berbagai ebook mulai dari yang halamannya sedikit sampai dengan yang banyak halamnnya bisa di bawa hanya dengan membawa sebuah alat penyimpanan kecil. berikut kelebihan e-book.
  1. Karena formatnya dalam bentuk digital, e-book berupa softcopy bukan hard copy. Sehingga lebih ringkas tidak memerlukan tempat untuk menyimpan yang besar, seperti halnya buku, yang memerlukan rak/lemari dan ruangan untuk menyimpannya. E-book hanya memerlukan media penyimpanan seperti, hard disk dalam PC atau laptop, disket, CD dan sekarang ada Flash Disk yang bentuknya mungil dan bisa dibawa kemana-mana.
  2. Sistem pengiriman e-book sangat cepat, hanya memerlukan waktu beberapa menit bahkan dalam hitungan detik. Bandingkan bila kita mengirim buku, bisa memerlukan waktu berhari-hari.
  3. Media kirim e-book sangat praktis. Kita bisa mengirimkan e-book via email dan dalam hitungan detik sudah diterima oleh orang yang kita kirimi e-book. Atau kita bisa meng-upload di internet dan seluruh orang didunia bisa mengunduh (men-download)  e-book tersebut.
  4. Biaya untuk mencetak e-book sangat murah. Bahkan bisa jadi gratis kalau Anda telah memiliki computer yang ada program MS-Word dan PDF Writernya, dan biaya listrik dari computer diabaikan. Bandingkan bila kita mencetak buku dengan tebal 200 halaman sebanyak 1000 buku, biaya cetaknya saja bisa sekitar 10 juta rupiah… nilai yang sangat mahal bukan. Bila dibandingkan dengan cetak e-book yang hampir gratis, berapapun jumlah yang akan kita cetak hingga tidak terbatas, tidak akan menambah biaya cetak e-book.
  5. E-book anti rusak. Selama data kita tidak terserang virus, dan hal ini bisa dicegah dengan penggunaan computer yang hati-hati dan pemasangan software anti virus, maka e-book kita akan tetap bagus kondisinya meski usianya sudah puluhan tahun. Bandingkan dengan buku, yang mudah rusak, sobek, hilang, tulisannya pudar dan berjamur bila usia buku sudah tahunan.
. Kemudian new media di dalam sosial masyarakat, facebook. 




Sebagaimana di rilis dalam Press Room official situs Facebook, dinyatakan bahwa web jaringan sosial ini pertama kali diluncurkan pada tahun 6 Februari 2004 dan bertujuan untuk memudahkan interaksi antar individu tanpa harus terikat oleh jarak dan sekat-sekat geografis.
“Ditemukan pada bulan Januari 2004, Facebook adalah sebuah sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih effisien dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapun boleh mendaftar di Facebook dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya.” (Facebook.com; 2009)
Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook membuat anak muda ini menempatkan dirinya sebagai jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar US. (Forbes.com; September 2008)


Sebenarnya Zuckerberg adalah mahasiswa jurusan Psikologi Harvard. Mengutak-atik dan menciptakan program komputer hanyalah kegiatan untuk bersenang-senang. Mungkin latar belakang keilmuan psikologi itulah ia tertarik untuk membuat situs-situs sosial. Sebelum menciptakan facebook ia telah merilis Coursematch yang memudahkan para mahasiswa melihat mata kuliah yang diambil, Facemash yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.

Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat (Wiguna, 2009).
Tepat awal februari yang lalu Facebook merayakan ulang tahunnya yang ke 5. Sejauh ini tercatat lebih dari 175 juta pengguna Facebook tersebar di seluruh dunia yaitu pengguna yang telah aktif dalam 30 hari terakhir (Facebook.com; 2009). 24 juta foto diunggah setiap hari, dan rata-rata jumlah teman per-anggota 120 orang (Nurhoiri, 2009).

Facebook di Indonesia
Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional.
Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009)
Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari Friendster.

Referensi:
http://edfutures.com/blogs/kempedmonds/how-technology-creates-digital-culture
http://mocilicious.blogspot.com/2010/10/new-media-digital-culture.html
http://duniaebook.wordpress.com/2009/01/14/5-keunggulan-e-book-dibandingkan-buku/

Muhammad Malik F
54410763
2IA04